Penilaian kinerja (performance assessment) secara sederhana dapat dinyatakan sebagai penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Menurut para ahli penilaian kinerja merupakan penilaian terhadap perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses maupun produk. Penilaian tersebut mengacu pada standar tertentu.
Standar diperlukan dalam penilaian kinerja untuk mengidentifikasi secara jelas apa yang seharusnya siswa ketahui dan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan. Standar tersebut dikenal dengan istilah rubrik. Rubrik dapat dinyatakan sebagai panduan pemberian skor yang menunjukkan sejumlah kriteria performance pada proses atau hasil yang diharapkan. Rubrik terdiri atas gradasi mutu kinerja siswa mulai dari kinerja yang paling buruk hingga kinerja yang paling baik disertai dengan skor untuk setiap gradasi mutu tersebut. Dengan mengacu pada rubrik inilah guru memberikan nilai terhadap kinerja siswa.
Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa. Penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat perbedaan antara “mengetahui bagaimana melakukan sesuatu”‘ dengan mampu secara nyata melakukan hal tersebut”. Seorang siswa yang mengetahui cara menggunakan mikroskop, belum tentu dapat mengoperasikan mikroskop tersebut dengan baik. Tujuan sekolah pada hakekatnya adalah membekali siswa dengan kemampuan nyata (the real world situation). Dengan demikian penilaian kinerja sangat penting artinya untuk memantau ketercapaian tujuan tersebut.
Terdapat 5 aspek yang dinilai, yaitu:
1. Teknik dasar kerja laboratorium
Berupa penggunaan alat, pemahaman sifat zat, pencucian dan pembuatan larutan, penanganan limbah, pemeliharaan alat dan bahan.
Dapat dinilai dengan cara observasi menggunakan skala beda semantik
contoh:
sangat kompeten tidak kompeten
3 2 1 0 1 2 3
2. Perhitungan
Dari data pengamatan dan laporan yang dikerjakan. Penilaian menggunakan skala sebagai berikut
teliti tidak teliti
3 2 1 0 1 2 3
3. Intrepretasi data
Data yang diperoleh harus akurat dan reliabilitas, oleh karena itu untuk memperolehnya dapat menggunakan berbagai alat ukur.
contoh pada penentuan sifat asam basa suatu zat dapat diuji dengan berbagai alat uji, misal indikator alami, kertas lakmus, indikator universal, pH meter.
Penilaian dengan menggunakan skala sebagai berikut
lengkap tidak lengkap
3 2 1 0 1 2 3
4. Perakitan Alat
Dalam melakukan praktikum, siswa harus mampu merakit alat percobaan sehingga dapat digunakan dalam praktikum.
Penilaian menggunakan skala sebagai berikut
tepat tidak tepat
3 2 1 0 1 2 3
5. Referensi Ilmiah
Setelah melakukan praktikum dan memperoleh data pengamatan, hasil percobaan dibahas dan dihubungkan dengan konsep yang mendukung data pengamatan. Diperlukan beberapa referensi ilmiah dalam mengerjakan laporan praktikum.
Penilaian menggunakan skala sebagai berikut
relevan tidak relevan
3 2 1 0 1 2 3
Permasalahan
penilaian kinerja lebih menekankan pada penilaian proses, nah bagaimana bila didalam penilaian pembelajaran materi kimia yaitu koloid, bila siswa melakukan pembuatan produk diluarjam pelajaran. Menurut anda Kriteria penilaian seperti apa yang tepat kita gunakan untuk penugasan yang demikian.
menurut saya jika pekerjaan yang dikerjakan siswa dilakukan bukan disekolah, maka penilaian terhadap proses dan usaha siswa dapat dilakukan terhadap produk. Misalnya untuk menilai kemampuan siswa membuat koloid maka guru kimia dapat melihat hasil produk koloid siswa. Melalui produk tersebut dapat dilihat kemampuan siswa dalam melakukan tahapan pembuatan koloid dan usahanya. Usaha dan kemajuan belajar mendapatkan penghargaan dalam penilaian kinerja. Hal tersebut menyebabkan penilaian kinerja memiliki keunggulan untuk pembelajaran kimia bila dibandingkan dengan tes tradisional yang berorientasi pada pencapaian hasil belajar.
BalasHapusPenilaian produk adalah cara penilaian yang dilakukan dengan mengamati dan menilai keterampilan- keterampilan peserta didikdalam menghasilkan sebuah produk dan kualitas dari produk tersebut. Objek penilaian produk, tidak saja kualitas produk yang dihasilkan oleh peserta didik, tetapi juga pada kualitas keterampilan- keterampilan siswa dalam menyiapkan dan proses membuat produk tersebut. Penilaian produk umumnya dilakukan terhadap pencapaian kompetensi belajar siswa dalam menghasilkan produk-produk belajar yang berkualitas, seperti membuat koloid .
BalasHapusPenilaian produk tidak bersifat tunggal pada objek produk saja, melainkan juga pada proses penyiapan dan proses pembuatan produknya.
Penilaian pada aspek persiapan, antara lain mencakup kemampuan merencanakan, menggali informasi, mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
Penilaian pada aspek proses pembuatan produk, mencakup kemampuan menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik serta kualitas prosedur membuat produk.
Penilaian pada aspek kualitas produk mencakup kebenaran, keaslian, manfaat, kerapian/keindahan, dan sebagainya.
Seperti juga pada penilaian unjuk kerja, penilaian produk juga berbasis pada pengamatan terhadap kualitas keterampilan dalam menghasilkan produk dan pengamatan terhadap kualitas produk.
Nah, bila pembuatan produk ini dilakukan diluar jam sekolah, maka akan sulit bagi guru untuk menilai proses pembuatannya. yang dapat dinilai disini hanya kualitas hasil produknya saja.
Melakukan kegiatan penilaian bukan hanya sekedar memberikan skor atau angka pada hasil belajar tertentu (secara kuantitatif), melainkan seorang guru harus dapat menginterprestasikan angka tersebut sehingga benar-benar dapat memberikan informasi dan data yang faktual mengenai kemampuan siswa (secara kualitatif). Menurut saya jika pekerjaan siswa tersebut dilakukan di rumah maka dapat menggunakan penilaian produk. Penilaian produk adalah cara penilaian yang dilakukan dengan mengamati dan menilai keterampilan- keterampilan peserta didik dalam menghasilkan sebuah produk dan kualitas dari produk tersebut. Jadi dapat kita lihat kualitas dari produk koloid yang dihasilkan.
BalasHapusMenurut saya bisa saja dilakukan dengan menyuruh siswa membuat dokumentasi pada saat bekerja diluar sekolah. Penilaian produk tidak bersifat hanya pada objek produk saja, melainkan juga pada proses penyiapan dan proses pembuatan produknya.
BalasHapuspenilaiannya tetap bisa dilakukan dengan cara melihat proses pembuatan produk yang dibuat, artinya jika kegiatan dilakukan di luar jam pelajaran maka kita harus melihat produk yang dihasilkan, kemudian untuk penilaian prosesnya dapat dilihat dari proses pengerjaan atau dokumentasi dari produk yang dibuat. oleh sebab itu pendidik harus mengistruksikan kepada peserta didik terlebih dahulu untuk mendokumentasikan produk yang dibuat.
BalasHapuspenilaiannya dapat dilakukan dengan penilaian produk dilihat dari peroyek/produk yang dibuat, kemudian penilaian portofolio untuk laporan pembuatan proyek. untuk mengobservasi dapat dilakukan dengan meminta siswa membuat video pengerjaan produk. selain itu dapat dilengkapi dengan penilaian teman.
BalasHapussaya sependapat dengan kak lisa, karena nurut permasalahan diatas itu sesuai dengan penerapan model Project Based Learning. penilaian yang dilakukan dengan penilaian dari proyek/produk yang dihasilkan, kemudian penilaian portofolio untuk laporan pembuatan proyek. untuk mengobservasi dapat dilakukan dengan meminta siswa membuat video pengerjaan produk dari siswa merancang prosedur kerja, menyiapkan alat dan bahan , merangkai alat, melakukan percobaan dan waktu yang digunakan. selain itu dapat dilengkapi dengan penilaian teman dengan angket dan penilaian diri sendiri juga melalui angket.
BalasHapusmenurut saya untuk menilai proses dapat dilakukan guru melalui pengamatan langsung menggunakan lembar observasi dengan format khusus
BalasHapusUntuk penilaian praktikum Kimia yg dilakukan di rumah dapat dilakukan dengan penilaian produk, projek, dan praktikum dengan melihat video praktikum yg dilakukan di rumah oleh peserta didik.
BalasHapusPenilaian produk adalah cara penilaian yang dilakukan dengan mengamati dan menilai keterampilan- keterampilan peserta didik dalam menghasilkan sebuah produk dan kualitas dari produk tersebut. Objek penilaian produk, tidak saja kualitas produk yang dihasilkan oleh peserta didik, tetapi juga pada kualitas keterampilan- keterampilan siswa dalam menyiapkan dan proses membuat produk tersebut. Penilaian produk umumnya dilakukan terhadap pencapaian kompetensi belajar siswa dalam menghasilkan produk-produk belajar yang berkualitas, seperti membuat koloid .
Penilaian produk tidak bersifat tunggal pada objek produk saja, melainkan juga pada proses penyiapan dan proses pembuatan produknya.
menurut saya jika pekerjaan yang dikerjakan siswa dilakukan bukan disekolah, maka penilaian terhadap proses dan usaha siswa dapat dilakukan terhadap produk. Misalnya untuk menilai kemampuan siswa membuat koloid maka guru kimia dapat melihat hasil produk koloid siswa. Melalui produk tersebutguru dapat dilihat dan menanyakan langkah kerja yang dilakukan siswa sehingga dapat produk akhirnya. kemampuan siswa dalam melakukan tahapan pembuatan koloid dan usahanya. Usaha dan kemajuan belajar mendapatkan penghargaan dalam penilaian kinerja.
BalasHapus